Selasa, 30 Oktober 2012

Dirimu Berubah

Tak Q sangka dirimu begitu kepadaku
Aku tidak tau apa yang ada dipikiran dan dihamu pada saat itu
Tak Q sangka dirimu berubah 100% kepadaku
Aku sangat kecewa padamu . . . . .
         Rasa kekecewanku padamu takkan pernah hilang
         Rasa sakit terus menghantuiku dan terus terbayang oleh perbuatanmu
         Rasa ini tak akan pernah hilang
         Rasa ini tak akan bisa di obati oleh apapun itu
Diriku tak ada harganya di hadapanmu
Diriku kau anggap boneka yang bisa kau permainkan
Diriku tak kau hargai sebagi adikmu sendiri dan
Diriku kau anggap tak mempunyai perasaan
         Sekarang hatiku ini hampa karenamu
         Ku coba melawan rasa sakit hati ini
         Tetapi tak bisa ku melawan sakit hati ini
         Aku hanya meminta kapada-Mu Ya Allah . . . .
         Hilangkan lah Rasa ini dan berikanlah perlindungan kepada orang yang Hamba sayangi Amin . . . :)

Sabtu, 16 Juni 2012


  • Pertama kali kurasakan ini. Semenjak diriku bertemu dengamu.
    Kumemujamu setengah mati. Sehingga dirimu terbayang-bayang dalam pikiranku.

    Sungguh sempurnanya dirimu di mataku. Aku melihat dirimu seperti bintang yang menerangi langit-langit itu. begitu pula, yang terpancar dalam wajahmu sebuah kekharismaan yang engkau pancarkan itu dalam dirimu sendiri. Kini aku merasa bahwa diriku telah engkau lengkapi aku dengan kasih sayangmu.
    Tetapi, Sayang kau ada yang punya dan beruntuhlah seseorang itu yang mendapatkan dirimu.
    Adakah cara untuk dapatkan dirimu. Apapun itu akan ku lakukan pada dirimu. Kuinginkan engkau sampai kapanpun itu.
    Dirimu membuatku jadi gila
    Dirimu pula memaksaku berbuat salah terhadap apa yang kulakukan untuk mendapat dirimu seutuhnya.
    Ku tak peduli orang bicara apa dan Ku tak peduli orang berkata apa tentang dirimu yang sesungguhnya.
    Aku sangat ingin skali mendapatkan dirimu. Tapi, Allah berkehendak lain dan Berkatan lain pada semua ini.

Feeling

Tak tau feeling ini tertujuh kepada siapa. aku pun bingung terhadap feelingku sendiri. feeling ini selalu menghampiriku disetiap dalam kesendirianku. feelingku padamu pun selalu bertanya-tanya ? ? ? Entah apa yang engkau lakukan diluar sana dan bersama sapakah dirimu disana ? ? ? Apakah kamu juga merasakan feeling ini dengan apa yang kurasakan. Begitu jauh dirimu dariku. Meski, feeling ini slalu menghantuiku. tetapi, aku yakin kamu tak akan mengubah keputusan dirimu disana. bahwa sesungguhnya dirimu telah ada yang memiliki. Apa yang harus kulakukan terhadap feelingku ini. biarlah waktu yang akan mengungkap feelingku ini pada dirimu.

Jumat, 08 Juni 2012

Tetesan Air Mata


Ya, Allah aku merasa sedih . . . mengapa orang yang kusayangi pergi meninggalkan diriku untuk selama-lamanya. Setiap, ku berdoa padamu Ya Rabb. Hanya air mata yang kuteteskan dihadapanmu dan hanya itu yang membuat hatiku merasa lagah setelah aku telah meminta pertolongan padamu dan mengeluh dihadapanmu sehingga air mata ini menetes dipipiku. Tetapi, aku percaya padamu. Dibalik semua itu akan ada hikmanya dan aku percaya engkau punya rencana lain yang lebih baik dari itu.

Pedih Yang Kurasa ( Kebohongan )


Rasanya hati ini sangat sakit skali engkau bohongi perasaan ini. Tetapi, kucoba diriku untuk tetap tegar dihadapanmu meski hati ini tlah engkau kecewakan. Tetapi, aku berdoa kepada Maha Kuasa. Semoga engkau bahagia dengannya hingga maut yang memisahkan kalian. aku, tak tau mengapa engkau lakukan ini padaku. Emang salahku padamu apa ?. sehingga engkau lukai hati ini . . . engkau begitu tak bertanggung jawab terhadap perkataanmu padaku. Sehingga masalah ini tak pernah muncul. Begitu menyelas aku pernah mengenal dirimu dan begitu menyesal hati ini menerima dirimu di hatiku. Aku baru menyadari bahwa sesungguhnya engkau adalah lelaki yang sangat pecundang dan tak bertanggung jawab dengan apa yang kau perbuat. Tetapi, aku sadar ternyata penyesalan itu selalunya datang di belakang. Tak ada penyelasan itu datangnya didepan. Aku, selalu tetap berjuang demi impianku. Jangan sampai, impianku hancur karna percintaan yang tak ada pentingnya. Sekarang diriku mulai tak percaya lagi dengan adanya lelaki sejati didunia ini . . .

SEANDAINYA

Seandainya kau ada disini. Aku ingin engkau selalu ada disampingku.
Seandainya kau ada disini. Aku ingin engkau selalu ada untukku.
Seandainya kau ada disini. Aku ingin engkau mengobati perih hati ini.
Seandainya kau ada disini. Aku ingin engkau mewarnai kehidupanku dengan kasih sayangmu.
Seandainya kau ada disini. Aku ingin engkau menghangatkan hati ini dengan kasih sayangmu.
Seandainya kau ada disini. Aku ingin engkau menghapus air mataku ini.
Seandainya kau ada disini. Aku ingin engkau memelukku dan janganlah engkau lepaskan pelukan ini. Sehingga aku merasa kehangatan dirimu ini.
Tetapi, itu semua hanyalah SEANDAINYA saja . . .

Rabu, 02 Mei 2012

Penyesalan

Aku sadari semua penyesalan itu pasti selalunya kebelakangan. Tak ada penyesalan itu di depan . . . 

dan

Aku pun sadar kadang cinta itu Manis dan Pahit . . . begitu pula kehidupanku kadang aku merasakan Manis dan Pahitnya yang ku alami.

Tetapi,

Aku mencoba untuk menghindari berhubungan denganmu. Tapi, mengapa aku menjalin hubungan dengan dirimu. Aku begini karna seseoranglah yang membuat diriku begini. Tak tahu aku harus bawa kemana ini perasaanku terhadapnya. Apakah, aku buang perasaan ini atau aku simpan rapat-rapat perasan ini terhadapnya. Biarkanlah perasaan terkunci rapi dihatiku selamanya. Tapi, itu semua sudah aku lakukan . . . karena seseoranglah. Aku melampiaskan perasaanku terhadap seseorang yang salah. Dia pula telah menjalin hubungan dengan seorang wanita yang mendampingi dia seumur hidupnya. Dialah membuatku sangat kecewa padanya. Aku sadar itu semua . . . bahwa aku pula juga hanya melampiaskan perasaanku padanya. mungkin ini adalah suatu peringatan agar aku mengatakan padanya bahwa aku mempunyai perasaan dengannya. tetapi, itu semua tidak mungkin terjadi . . . karna dia telah menjalin hubungan dengan seorang wanita yang dia sayangi. aku tak mau merusak dalam hubuhngan mereka. akan kutaruh perasaan ini dan ku kunci rapat-rapat perasaan ini padanya . . .